Ini Arti "Trophy Wife" yang Lagi Rame di Sosmed

Belakangan ini, istilah "Trophy Wife" ramai banget dibahas di sosial media. Banyak komen, meme, bahkan diskusi panjang di Instagram, Twitter, sampai TikTok, yang ngebahas maknanya. Kalau kamu penasaran apa itu trophy wife, kok bisa istilah ini viral, dan kenapa banyak feminist juga ikut ngomongin, yuk baca sampai habis! Artikel ini bakal kupas tuntas dari akar istilahnya sampai gimana cara kita melihat fenomena ini dari perspektif empowerment.
Apa Itu "Trophy Wife"? Dari Dulunya sampai Sekarang
Oke, sebelum masuk lebih jauh, kita bahas dulu definisinya. Secara tradisional, istilah trophy wife ini sering dipakai buat menggambarkan istri yang secara fisik menarik banget, tapi dianggap cuma sekadar status simbol buat suaminya, biasanya sih, yang udah mapan dan kaya. Kayak "piala" gitu—cuma buat dipamerin sama pasangan mereka.
Nah, di zaman sekarang, maknanya berkembang. Trophy wife nggak hanya tentang "keindahan fisik" aja. Banyak perempuan yang sekarang mengklaim identitas ini dengan bangga, tanpa merasa dipermainkan oleh stereotip negatif. Mereka bilang, jadi trophy wife adalah bentuk pilihan hidup dan ekspresi diri. Kalau dilihat dari sisi ini, trophy wife bisa jadi bentuk empowerment juga, loh.
Kenapa Istilah "Trophy Wife" Bisa Viral?
Ini nih, titik awal hebohnya. Gara-gara beberapa influencer dan konten TikTok, istilah trophy wife mulai sering muncul di internet. Kalimat kayak "I'm living my best trophy wife life" atau meme-meme lucu seputar "profesi trophy wife" mulai bermunculan. Tapi, nggak semua orang paham latar belakang istilah ini, jadinya banyak diskusi panas antara yang pro dan kontra.
Karakteristik "Trophy Wife"
Buat yang masih agak bingung, ini dia karakteristik yang biasanya dikaitkan sama istilah trophy wife:
- High Maintenance – Selalu tampil maksimal dari ujung rambut sampai ujung kaki! Salon, skincare, gym, sampai fashion dari desainer ternama—semuanya jadi bagian dari rutinitas.
- Sosialita – Mereka sering aktif di acara-acara high class atau circle sosial elite.
- Support Partner – Meskipun sering disangka "hanya mendampingi," banyak trophy wife yang sebenarnya punya peran besar dalam mendukung karier atau bisnis pasangan mereka.
- Elegan dan Self-Care Goals – Trophy wife sering jadi panutan dalam hal self-care, karena mereka sangat memperhatikan kesehatan dan penampilan.
Tapi inget ya, karakteristik ini kadang berangkat dari stereotip. Kenyataannya, nggak semua trophy wife seperti yang digambarkan ini.
Sisi Positif dari Istilah Trophy Wife
Walaupun banyak yang ngeliat istilah ini dari sudut pandang negatif, sebenarnya ada sisi positif yang bisa dipelajari, seperti:
- Empowerment – Banyak perempuan yang memilih jalur hidup ini dengan sadar, karena mereka menikmati perannya.
- Pentingnya Self-Care – Fokus untuk menjaga kesehatan dan penampilan bisa jadi inspirasi self-love.
- Kebebasan dalam Pilihan Hidup – Jadi trophy wife bukan berarti hidup nggak produktif. Di banyak situasi, trophy wife juga banyak berkontribusi di belakang layar untuk keluarga dan masyarakat.
Jadi, istilah trophy wife nggak selamanya cuma soal fisik atau material. Banyak perempuan yang justru merasa empowered dengan memilih gaya hidup semacam ini.
Deretan Public Figure dan Influencer Indonesia yang Disebut Trophy Wife
Kalau ngomongin di Indonesia, ada beberapa selebritas dan influencer yang sering banget dikaitkan sama istilah ini. Tapi catatan ya, melihat mereka juga jangan pakai kacamata negatif dulu. Banyak dari mereka yang justru sangat sukses dan mandiri. Beberapa nama seperti:
- Syahrini – Gayanya mewah, penampilan always on top, plus mendukung keluarga.
- Nia Ramadhani – Meski sering dikaitkan dengan istilah ini, Nia juga terkenal aktif di beberapa kegiatan sosial.
- Jennifer Bachdim – Selain mendampingi pasangan, Jennifer tetap aktif di bidang kesehatan dan olahraga.
Mereka ini bukti nyata kalau istilah trophy wife bisa lebih dari sekadar tampilan luar.
Akhirnya, semua ini balik lagi ke cara kita memandang sesuatu. Fenomena trophy wife ini membuka diskusi yang lebih luas tentang gender roles, feminisme, dan gaya hidup. Jadi, alih-alih pakai istilah ini untuk menjatuhkan, gimana kalau kita pakai untuk saling menguatkan? Setiap perempuan punya pilihan hidup sendiri, dan kita perlu menghormati itu.
Tertarik dengan tren dan gaya hidup anak muda lainnya? Kunjungi SHVR untuk informasi menarik lainnya. Jangan lupa follow Instagram @shvr_id untuk update terbaru seputar nightlife dan keseruan lainnya!